Kamis, 22 Mei 2008

Sumberdaya Ikan

Kategori Spesies

Deskripsi Kategori Species Demersal Besar

Ikan Demersal adalah ikan yang umumnya hidup di daerah dekat dasar perairan, ikan demersal umumnya berenang tidak berkelompok (soliter). Sumberdaya ikan demersal terbagi dua berdasarkan ukuran yaitu Ikan Demersal Besar seperti kelompok kerapu (Grouper), kakap (Snaper)

Nama Indonesia: Demersal Besar

Nama Internasional: Big Demersal Fish

Contoh Spesies: Cucut buaya/areuy, Cucut Macan, Cucut Peri, Ikan gergaji, Ikan napoleon, Jenaha....

· Demersal Besar (22)

  1. Cucut buaya/areuy
  2. Cucut Macan
  3. Cucut Peri
  4. Ikan gergaji
  5. Ikan napoleon
  6. Jenaha
  7. Kakap Batu
  8. Kakap putih
  9. Kerapu balong
  10. Kerapu bebek
  11. Kerapu karang
  12. Kerapu karet
  13. Kerapu lumpur
  14. Kerapu sunu
  15. Layur
  16. Manyung
  17. Pari burung
  18. Pari hidung sekop
  19. Pari kekeh
  20. Pari Kelapa
  21. Pari kembang/Pari macan
  22. Remang

Deskripsi Kategori Species Demersal Kecil

Ikan Demersal adalah ikan yang umumnya hidup di daerah dekat dasar perairan, ikan demersal umumnya berenang tidak berkelompok (soliter). Sumberdaya ikan demersal terbagi dua berdasarkan ukuran yaitu Ikan Demersal Kecil seperti kelompok Siganid (Baronang) Upenid (Upeneus spp)

Nama Indonesia: Demersal Kecil

Nama Internasional: Small Demersal Fish

Contoh Spesies: Bambangan, Beloso/Buntut kerbo, Beronang kuning, Beronang lingkis, Biji nangka, Biji nangka karang....

Deskripsi Kategori Species Ikan Hias

Ikan Hias adalah ikan-ikan yang memiliki bentuk tubuh yang unik dengan aneka warna yang umumnya dijual sebagai ornament (hiasan) dalam aquarium, dan biasanya merupakan ikan yang hidup dikawasan terumbu karang

Nama Indonesia: Ikan Hias

Nama Internasional: Decorative Fish

Contoh Spesies: Balong, Bayeman hijau, Beluseton, Beluseton setrip lengkung putih, Betok belubur, Betok sebra....

Deskripsi Kategori Species Krustasea

Krustase adalah sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi di Indonesia termasuk hewan invertebrata yang memiliki cangkang yang keras yang disebut karapas seperti, udang, dan kepiting

Nama Indonesia: Krustasea

Nama Internasional: Crustacea

Contoh Spesies: Kepiting, Rajungan, Udang barong/Udang karang, Udang bunga/Raja udang, Udang Dogol, Udang Dogol....

Deskripsi Kategori Species Mamalia

Mamalia Air adalah kelompok hewan mamalia (yang memiliki kelenjar mammal) yang memiliki habitat di perairan. Yang termasuk mamalia air yaitu Paus, Dugong (duyung), Lumba-lumba. Hewan mamalia air umumnya jenis yang dilindungi dan tidak diperbolehkan ditangkap dan diperjualbelikan.

Nama Indonesia: Mamalia

Nama Internasional: Mammals

Contoh Spesies: Dugong, Lumba-lumba, Paus/Koteklemah, Paus/Seguni....

Deskripsi Kategori Species Moluska

Moluska adalah sumberdaya perikanan yang termasuk hewan invertebrata yang memiliki tubuh yang lunak beberapa memiliki cangkang yang berfungsi sebagai pelindung seperti kerang-kerangan (kerang darah, kerang hijau, kima dll), dan kelompok squids, cumi-cumi, sotong, gurita.

Nama Indonesia: Moluska

Nama Internasional: Molusca

Contoh Spesies: Cumi-cumi, Gurita, Kerang darah, Kerang hijau, Kerang mutiara, Lola/Susubundar....

Deskripsi Kategori Species Pelagis Besar

Ikan Pelagis adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin (Makaira sp), kelompok Tongkol (Euthynnus spp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp),

Nama Indonesia: Pelagis Besar

Nama Internasional: Big Pelagic Fish

Contoh Spesies: Albakora, Alu-alu/ Manggilala/Pucul, Cakalang, Cucut anjing/cakilan, Cucut aron, Cucut bangbara....

Deskripsi Kategori Species Pelagis Kecil

Ikan Pelagis adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu kelompok Pelagis Kecil seperti Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan Sunglir (Elagastis bipinnulatus), Klupeid Teri (Stolephorus indicus), Japuh (Dussumieria spp), Tembang (Sadinella fimbriata), Lemuru (Sardinella Longiceps) dan Siro (Amblygaster sirm), dan kelompok Skrombroid seperti Kembung (Rastrellinger spp)

Nama Indonesia: Pelagis Kecil

Nama Internasional: Small Pelagic Fish

Contoh Spesies: Bandeng, Bangkok/Bulu Ayam, Banyar/Kembung Lelaki, Bawal hitam, Bawal putih, Belanak....

Deskripsi Kategori Species Sumber Daya Perikanan Lainnya

Sumberdaya Perikanan Lainnya adalah sumberdaya perikanan selain ikan (fish), Moluska, Krustase, dan Mamalia yang termasuk dalam kategori sumberdaya perikanan lainnya dalam hal ini adalah Penyu, Teripang, Bulu babi, dan ubur-ubur. Khusus untuk penyu hewan ini merupakan hewan yang dilindungi dan dilarang untuk ditangkap dan diperjualbelikan

Nama Indonesia: Sumber Daya Perikanan Lainnya

Nama Internasional: Other Sea Animals

Contoh Spesies: Bulu babi, Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Sisik, Tripang batukeling, Tripang gama....

Rabu, 14 Mei 2008










KAPAL PENGAWAS PERIKANAN
PSB MARLIN 07

DATA UMUM

PPP Banjarmasin
Jl.Barito Hulu No.41 RT.77 RW.04 Pelambuan Banjarmasin
Telp (0511) 3353026
Fax (0511) 4424293
ppp_banjarmasin@yahoo.com
Kepala Pelabuhan Ir.Hj.Nursiah, MM

BONGKAR MUAT IKAN










Aktifitas bongkar muat dilaksanakan mulai pukul 19.00 wita s/d selesai jika sudah terjadi kesesuaian harga antara pedagang dan pembeli ikan

DERMAGA PERIKANAN










Dermaga Perikanan dibangun pada tahun 1975 - 1976
Panjang 80 meter dan Lebar 7 meter
konstruksi kayu ulin

Erwan Shafari, S.St.Pi

Selasa, 13 Mei 2008

sejarah pelabuhan perikanan

Berdirinya Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin
Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin dibangun tahun 1975/1976 dan diresmikan Tangga1 27 April 1977.
Kedudukan dan peran Pelabuhan Perikanan semakin jelas dengan dikeluarkannya UU No. 9 Tahun 1985 bahwa Pemerintah membangun dan membina prasarana perikanan tersebut antara lain dalam bentuk PELABUHAN.

Pada Tahun 1978 Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin secara formal resmi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibidang prasarana perikanan dengan tingkatan status Type C (Pantai) dalam lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian.

Selanjutnya Tahun 1990 dilakukan konsolidasi Pelabuhan Perikanan sebanyak 9 buah. Pada Tahun 1992 dilakukan pemisahan aset UPT dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera, penerimaan aset dan ketetapan modal awal Perum. Pada Tahun 1993 dibentuk Perum Perwakilan di Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin dengan nama Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Banjarmasin.

Masa Transisi (vakum) dan Berdirinya Pelabuhan Perikanan & Pangkalanan Pendaratan Ikan Banjarmasin
Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP. 18/MEN/SJ/2001 Tanggal 12 Maret 2001 tentang Pengalihan Status Pelabuhan Perikanan Banjarmasin sebagai UPT Pusat yang diserahkan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan Perum-nya tidak termasuk. Dengan hanya diserahkan UPT saja ke daerah (tidak termasuk Perum) maka Pemerintah Provinsi belum bisa menerima sepenuhnya, sehingga Pemerintah Provinsi pada Bulan Juli 2001 dan September 2001 mengeluarkan Surat tentang kejelasan status Pelabuhan Perikanan Pantai dari Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Banjarmasin yang belum dapat diserahkan ke daerah.

Selanjutnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengeluarkan Perda No. 10 Tahun 2002 Tanggal 30 Juli 2002 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPT dilingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan.

Akhirnya pada Tanggal 15 Juli 2003 resmilah Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dengan nama Pelabuhan Perikanan Dan Pangkalan Pendaratan lkan Banjarmasin yang ditandai dengan dilantiknya Pejabat Struktural dengan tugas melaksanakan pengelolaan Pelabuhan Perikanan Dan Pangkalan Pendaratan Ikan, pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan.

Selama kurun waktu Maret 2001 sampai dengan Juli 2003 adalah merupakan masa proses transisi yang cukup lama sehingga terjadi kevakuman Pejabat Struktural dengan biaya operasional yang sangat terbatas dan mengakibatkan sebagian fasilitas pokok, fungsional dan penunjang mengalami kerusakan bahkan tidak berfungsi lagi.

Lokasi dan Posisi
Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Banjarmasin terletak di tepi Sungai Barito 25 mil dari muara dan 40 mil dari pemukiman nelayan, secara administrasi berlokasi di Kel. Pelambuan, Kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Posisi berada diantara 03o - 19' - 29" LS dan 114o - 33' -32" BT dengan batas-batas wilayah sebelah Utara : Kab. Barito Kuala; sebelah Timur : Kab. Banjar; sebelah Selatan : Kab. Tanah Laut; dan sebelah Barat : Sungai Barito.

Areal tanah yang dipergunakan seluas 10.824 m2 dengan status Hak Guna Pakai dari Pemda Cq. Pemko Banjarmasin, dengan pemanfaatan sebagai berikut : 6.317 m2 atau 58,36% untuk prasarana dan fasilitas Pelabuhan; 753 m2 atau 6,93% untuk LPPMHP (terbakar 1996) dan jalan komplek seluas 2.500 m2 atau 23,09%. Untuk luas lahan yang masih tetsedia adalah 1.524 m2.